Sumber: www.redeemersarasota.org
Perempuan ini Diejek Polisi Saat Berdoa
Budhi Marpaung Official Writer
Sudah tiga tahun berjalan
sejak Mary Anne Sause mendengar ketukan keras di pintu dari petugas polisi
setempat. Dia tidak pernah membayangkan akan berada di dalam penjara hanya
karena masalah sepele.
Mary Anne dan
pengacaranya membawa kasus federal yang melibatkan petugas Departemen
Kepolisian Louisburg, Kansas, Amerika Serikat, ini ke meja hijau.
Sause, seorang penganut Katolik
dan mantan perawat sedang berada di rumah pada suatu malam di bulan September
2013 lalu. Tiba-tiba, seorang polisi menggedor pintunya dan meminta agar mereka
bisa masuk ke dalam rumah.
Setelah masuk, para petugas
tersebut melecehkan dan mengejeknya tanpa memberikan alasan khusus mengapa
mereka ada di sana. Ketika Sause mengeluarkan salinan konstitusi, salah seorang
polisi mengatakan bahwa itu "hanya selembar kertas," yang "tidak
bekerja di sini."
Dihinggapi ketakutan,
Sause pun berlutut untuk berdoa. Melihat apa yang dilakukannya, salah satu
petugas mulai membolik-balik buku hukum yang dimilikinya. Para petugas terus mengejek
dan bahkan mengancamnya dengan hukuman penjara. Akhirnya, mereka meninggalkannya,
sambil memberitahukan mereka datang karena menerima keluhan bahwa suara radionya
terlalu keras.
Sause kemudian melaporkan
kejadian tersebut ke kantor polisi dan mengajukan kasus federal ini dengan
didampingi tim dari First Liberty Institute.
"Polisi seharusnya
membuat Anda merasa aman, tapi saya takut malam itu. Itu adalah salah satu
malam terburuk dalam hidup saya," kata Sause.
Pengacara dari First
Liberty mengatakan seharusnya tidak ada satupun warga di Amerika Serikat yang
bisa mengalami peristiwa seperti yang dialami kliennya.
"Seharusnya tidak ada
penduduk di Amerika Serikat yang diberitahu bahwa mereka tidak bisa berdoa di rumah mereka sendiri," ujar Stephanie Taub, Counsel Associate dari First Liberty Institute. "Hak untuk
berdoa di dalam rumah sendiri dilindungi jelas oleh First Amandement."
First Liberty Institute
mendesak Pengadilan Federal Tenth Circuit untuk meninjau kembali kasus yang
dialami kliennya tersebut untuk memastikan bahwa tidak ada kejadian yang
seperti ini lagi di kemudian hari.
Sumber : www1.cbn.com
Halaman :
1